Minggu, 11 Maret 2012

Menambah Kontribusi jangan Menghambat Izin 412

Oleh : Andre Rosiade
Ketua Gerakan Ayo jadi Pengusaha Sumbar, BPD Hipmi Sumbar
Andre Rosiade
Investasi PT Semen Gresik Group (SMGR), induk usaha PT Semen Padang (PT SP) membangun pabrik Indarung VI di Kota Padang pada awal tahun 2012 belum berjalan mulus. Izin pemanfaatan lahan seluas 412 hektare di Bukit Karangputih yang menyimpan deposit bahan baku semen, belum disetujui Pemko Padang.

Pabrik yang telah direncanakan pembangunannya sejak tahun 2009 lalu dengan investasi senilai Rp3,5 triliun itu, ditargetkan bakal mampu memproduksi 2,5 juta ton semen per tahun. Dibangun dengan pertimbangan keberlanjutan produksi semen, dan memenuhi kebutuhan pasar PT SP yang terus meningkat.
Apabila mempertahankan pabrik dan bahan baku yang ada saat ini, manajemen PT SP memperkirakan perusahaan hanya akan beroperasi enam sampai delapan tahun ke depan. Jika itu terjadi, akan ada 300 ribu orang lebih yang hidup dari pabrik itu secara langsung dan tidak langsung lewat rantai bisnis Semen Padang akan terganggu ekonominya.

Pemuda Minang Motor Gerakan jadi Pengusaha

Oleh : Zulhendri Hasan
Dewan Kehormatan BPP Hipmi, Ketua LBH BPP Hipmi
Zulhendri hasan
Untuk menciptakan semakin banyak pengusaha di Indonesia, diselenggarakan kegiatan seperti ”Mandiri Young Technopreneur Award” yang bertujuan selain mendorong pemanfaatan inovasi teknologi nasional bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, juga menumbuhkan teknopreneur nasional. Generasi muda didorong untuk terus menciptakan karya-karya inovasi teknologi untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Dalam sebuah seminar bisnis di Jakarta sekitar Agustus 2007, seorang pakar bisnis Amerika mengatakan untuk ke luar dari ”kemandekan” perekonomian, Indonesia membutuhkan setidaknya 2 persen entrepreneurship dari seluruh populasi masyarakat Indonesia. Jika fakta tersebut dihubungkan dengan kenyataan di Indonesia sekarang, akan kita temukan beberapa hal penting berikut ini; Dengan asumsi jumlah penduduk Indonesia 250 juta orang, maka dengan rasio 2 persen setidaknya Indonesia harus memiliki 5 juta pengusaha/entrepreneur sebagai lokomotif utama perekonomian yang membayar pajak, dan menciptakan lapangan kerja.

Maju, Pengusaha Muda Harus Kreatif

Padang, Singgalang---Gerakan nasional “Ayo jadi Pengusaha’ yang ditabuh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pusat terus bergulir. Ketua Gerakan Ayo Jadi Pengusaha Wilayah Sum bar HIPMI Sumbar, Andre Rosiade bersama tim dari HIPMI setempat terus membu mikan gerakan tersebut.

Sosialisasi program tersebut tak hanya melalui seminar-seminar kewirausahaan, tapi juga melalui media mas sa setempat, termasuk di sejumlah stasiun radio milik pemerintah dan swasta, se perti Radio RRI Pro2 FM, Radio Arbes FM, Classy FM, Sushi FM, serta Favorit FM.

Dalam talkshow di Radio RRI Pro2 FM, Rabu (15/2), yang dipandu Nice Hariyani, Andre menuturkan, saat ini dan pada masa mendatang formasi kerja makin sulit sejalan dengan laju pertum buhan pendudukan, dan kecil nya formasi kerja yang dibu ka oleh pemerintah.

”Salah satu jalan keluar, para lu lusan Perguruan Tinggi atau SLTA kita harapkan dapat menciptakan lapangan kerja sendiri, dengan menjadi pe ngusaha,” ujar mantan Ketua Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta.

ANDRE ROSIADE : Bangun Usaha dari Nol


BELAKANGAN ini muncul tren tersendiri dalam dunia bisnis, sosok sosok anak muda tampil dalam kepermukaan sebagai pengusaha sukses. Salah satu pemuda Minang yang berhasil menorehkan prestasi, yakni Andre Rosiade, 33. Selain mampu menjalankan roda bisnis pada sejumlah peru sahaan multiusaha di Ja karta, ia bersama ‘timnya’ juga telah membuka usaha di Kota Padang melalui salah satu perusahaan di kota ini.


Ada hal yang membeda kan Sarjana Akuntansi jebol an Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti dan man tan Ketua KAMMI Jakarta Barat ini dengan pengusaha muda lainnya, bisnis yang ia geluti mulai dari nol, dan ia bukan dari keluarga pengusaha kaya, dan ber latar belakang sebagai akti vis ketika masih menjadi mahasiswa di Trisakti. Orangtuanya dari kalangan Pegawai Negeri Sipil dan tidak buta akan dunia bis nis!

Andre yang juga Ketua Gerakan Ayo Jadi Peng usaha Wilayah Sumatra Barat BPD HIPMI Sumbar ini selalu memonitor Sum bar pada umumnya dan Kota Padang khususnya dalam hal kewirausahaan. Dia berharap ke depan daerah ini akan banyak tampil pengusaha-pengusa ha muda yang bisa dibanggakan dan mau membangun daerahnya.

Andre Rosiade Berbagi Ilmu Bisnis di Unand


Padang, Singgalang---Pengusaha muda nasio nal asal Kota Padang yang juga Ketua Gerakan Ayo Jadi Pengusaha Wilayah Sumbar HIMPI Sumbar akan berbagi ilmu bisnis dan kiatnya menjadi pengusaha sukses kepada pengusaha Mahasiswa (HIMA) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, padal 7 Februari mendatang, di kampus Unand Limau Manis.

Andre merupakan salah satu pembicara dalam kegiatan bertajuk ‘Accounting Week 2012’ dengan tema ‘Active 2012 Accounting Total in Various Event’ yang digelar HIMA Akuntansi Unand yang juga melibatkan siswa SMA sederajat, mahasiswa perguruan tinggi, guru, dosen dan masyarakat umum untuk ikut berpartisipasi dalam acara ini. Secara umum, kegiatan tersebut terdiri dari serangkaian acara ‘accounting competition’ siswa, seminar akuntansi, bazar, akustik, ‘entrepreneur expo’, dan ‘debate competition’.

Menurut Afdhal Syarif, Ketua Pelaksana Kegiatan Accounting Week 2012, acara ini bertujuan untuk mem bangkitkan jiwa bersaing generasi muda Indonesia berwirausaha dan sebagai ajang untuk memperkenalkan usaha mikro milik mahasiswa yang memiliki potensi sangat bagus untuk dikembangkan lebih jauh lagi. Tema yang akan diangkat pada acara ini adalah ‘Competitive Young Entrepreneur for Facing an ASEAN Single Market 2015.

Membenahi Pasar Raya Padang

Andre Rosiade, Ketua Gerakan Ayo jadi Pengusaha BPD Hipmi Sumbar

Sejak beberapa tahun belakangan, per­masa­lahan Pasar Raya Pa­dang seolah tak pernah ada habisnya. Mun­cul­nya pasar modern yang lebih dikenal dengan supermarket ataupun mall, tak bisa dipungkiri, semakin membuat kondisi perekonomian pedagang pasar semakin terpuruk.
Jika tak segera dibenahi, dikhawatirkan pasar yang menjadi pusat perekonomian itu, benar-benar akan hilang “ditelan zaman”. Perlu solusi, agar pasar “Rang Padang” itu kembali eksis dan berperan dalam penggerak ekonomi.
Kalau tak ingin hal ini terjadi, revitalisasi pasar menjadi alternatif, untuk memperbaiki Pasar Raya Padang. Tentu saja, dalam hal ini Pemko Padang lah yang seharusnya segera merevitalisasi pasar yang sudah kumuh, agar dapat kembali bersaing dengan supermarket modern. Sehingga PAD Kota Padang semakin meningkat. Namun, tentu­nya dengan sebuah syarat: pedagang lama harus diberikan jaminan akan mendapatkan kembali hak mereka setelah pasar direnovasi.
Untuk itu, harus ada komunikasi yang jujur antara Pemko Padang dan pedagang, agar tujuan bersama mengenai revitalisasi pasar demi kebangkitan perekonomian Kota Padang dapat tercapai. Kalau perlu, tirulah keberhasilan beberapa pemimpin daerah lain di Indonesia, yang sukses dalam mengelola pasar di daerahnya.
Pemko Padang bisa banyak belajar dengan langkah-langkah Joko Widodo (Jokowi), Walikota Solo. Dia melakukan pendekatan yang jujur tanpa adanya interest (kepentingan atau tekanan) pihak tertentu. Sehingga revitalisasi pasar dapat berjalan dengan lancar. Intinya jangan ada pihak yang merasa dirugikan atau jangan ada dusta di antara kita.

Andre Ajak Mahasiswa jadi Pengusaha

JADI PENGUSAHA: Seorang mahasiswa UNP memaparkan business plan usaha dihadapan d
Menjadi pengusaha bukanlah perkara sulit. Keterbatasan modal bukanlah kendala utama. Tetapi yang paling penting ada kemauan mengubah nasib dan dibarengi niat.  

”Niatnya apa memang ingin jadi pengusaha untuk mengubah nasib, atau justru hanya kepepet jadi pengusaha,” kata pengusaha muda asal Sumbar, Andre Rosiade dalam Workshop Nasional Menyusun Strategi untuk Menjadi Pemimpin dan Pengusaha Muda Mandiri yang digelar Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Padang di Rocky Hotel kemarin (14/12).

Hanya mereka yang memang berniat tulus menjadi pengusahalah yang bisa sukses. Selain itu, tidak malu belajar kepada senior atau yang telah sukses. Kemudian, pelajari bisnis yang ingin digeluti. ”Artinya melakukan simulasi, pantau bagaimana strategi orang yang sudah terjun ke bisnis itu, apa kekurangannya, kelebihannya, dan apa pula kreativitas baru yang ingin kita tonjolkan,” katanya.

Gerakkan Ekonomi, Berdayakan UMKM

Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sangat banyak jumlahnya di Sumbar, khususnya Kota Padang. Mereka yang berjiwa kewirausahaan itu, harus mendapat perhatian serius dan senantiasa diberdayakan, sehingga potensi besar itu menjadi motor penggerak perekonomian daerah.

Saat ini, di Sumbar terdapat lebih dari 40 ribu UMKM. Dari jumlah tersebut, sekitar 5.722 UMKM berada di Kota Padang. Namun, sejauh ini, mereka umumnya masih menghadapi berbagai kendala dalam menjalankan usaha seperti rendahnya kemampuan akses modal, manajemen, dan teknologi.

“Jadi, ini yang perlu kita bantu bersama-sama, khususnya dari dinas terkait di pemerintahan daerah seperti Dinas Koperasi dan UMKM,” kata Andre Rosiade, Ketua Gerakan Ayo Jadi Pengusaha BPD HIPMI Sumbar, kemarin.

Menurut pengusaha nasional asal Sumbar itu, perlu peran aktif dari Dinas Koperasi dan UMKM, khususnya dalam memudahkan akses permodalan dan pasar bagi mereka setempat. Misalnya, soal akses terhadap kredit usaha rakyat (KUR), banyak UMKM yang tidak mengetahuinya sehingga banyak sumbatan-sumbatan ketika mereka mengakses modal di perbankan.

Hipmi Sumbar Siap Bangun Dealer Mobnas

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumbar berkomitmen mendukung pengembangan produk-produk lokal. Hal ini ditegaskan Ketua Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) Hipmi Sumbar, Buchari Bachter kepada Padang Ekspres dalam sebuah pertemuan di Sekretariat Hipmi Sumbar baru-baru ini.

Produk mobil Kiat Esemka yang diproduksi siswa SMK di Kota Solo, menggugah BPD Hipmi Sumbar mendorong pelajar SMK di daerah ini bisa menghasilkan produk serupa dan mampu bersaing dengan SMK lain di Indonesia. ”Tidak hanya mobil, mungkin juga motor atau produk-produk lain seperti produk tata boga dan lain sebagainya. Ini yang harus kita dorong terus,” kata Buchari.

Pada kesempatan itu, turut hadir Ketua Bidang Ekonomi untuk Perbankan, Investasi dan Pasar Modal Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi, Alex Yahya Datuk serta sejumlah pengurus BPD Hipmi Sumbar dan Badan Pengurus Cabang (BPC) Hipmi Padang. ”Jika selama ini Sumbar hanya bisa memproduksi bahan baku, ke depan kita juga akan dorong Sumbar jadi basis industri dan jasa, khususnya Padang,” kata Buchari.

Pendekatan pada PKL Harus Diubah

Penertiban pedagang kaki lima (PKL) di bundaran air mancur dan Jalan Pasar Raya, Rabu (24/1), dinilai tak efektif mengatasi kesemrawutan pusat kota. Selain memicu bentrokan, penyelesaiannya hanya sesaat.   

Ketua Ayo Jadi Pengusaha Sumbar, BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumbar Andre Rosiade, kemarin (25/1), mengatakan, PKL butuh tempat berusaha untuk makan dan sekolah anak-anak mereka. Jika terus digusur, malah menyengsarakan mereka.

Andre pun meminta pihak terkait mengusut pungutan beo pada PKL. Di satu sisi pedagang dinilai melanggar ketertiban, tapi di sisi lain mereka tetap dipungut uang beo oleh petugas pasar.

“Jadi, pembenahan PKL mesti menyeluruh. Jangan hanya menggusur. Kasihan mereka. Tiap hari dipungut bayaran, tapi tetap saja ditertibkan,” tegas alumni Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, itu.

Pengusaha nasional asal Sumbar itu meminta Pemko seharusnya membina PKL. Kalaupun harus ditertibkan, mesti dengan cara-cara elegen. “Sediakan dulu tempat berdagang yang layak sebelum penertiban. Bukan hanya bisa menggusur,” tegasnya.

Andre: Kami Siap Bantu Carikan Solusi Pedagang

Pedagang Pasar Curhat ke Hipmi
Tampung Curhat: Pengurus HIPMI Sumbar berdialog dengan pedagang Pasar Raya, di P
Padang, Padek—Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumatera Barat ikut prihatin dengan kondisi Pasar Raya Padang yang semrawut, serta perseteruan antara pedagang dan Pemko Padang yang tak kunjung berakhir. Karena itu, kemarin (23/2), Ketua BPD HIPMI Sumbar Buchari Bachter dan Ketua Gerakan Ayo Jadi Pengusaha Sumbar Andre Rosaide dan anggota Hipmi Sumbar berdialog dengan pedagang pasar dan mengunjungi langsung Pasar Raya.

Dalam dialog yang dihadiri beberapa asosiasi pedagang di Pasar Raya tersebut, pedagang mencurahkan segala gundah mereka kepada Hipmi. Buchari menyatakan kepedulian Hipmi terhadap pedagang pasar. Pedagang adalah pengusaha yang perlu dilindungi dan dimajukan usaha mereka.

Melalui dialog tersebut, Hipmi mengetahui secara langsung keluhan pedagang dan persoalan di Pasar Raya. ”Kami ingin mengetahui, apa sebenarnya persoalan di pasar ini, yang seperti tanpa ada ujung pangkalnya,” kata Andre di hadapan sejumlah ketua pedagang dan anggota Hipmi Sumbar.

Kunci Pengusaha, Keseriusan dan Ketekunan

Padang, Padek—Gerakan nasional “Ayo jadi Pengusaha” yang diusung Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) terus bergulir di Sumbar. Selain mendatangi kampus, berinteraksi langsung lewat seminar dengan mahasiswa dan pelajar, gerakan mengajak generasi muda menjadi pengusaha juga disosialisasikan lewat radio.

Hal itu dilakukan Ketua Gerakan Ayo Jadi Pengusaha HIPMI Sumbar, Andre Rosiade bersama tim dari BPD Hipmi di Radio RRI Pro2 FM, Rabu (15/2). Di radio tersebut, Andre berinteraksi secara on-air dengan pendengar dari kalangan anak muda.

Dalam talkshow yang dipandu penyiar Nice Hariyani itu, Andre menuturkan meraih kesempatan kerja semakin sulit, sejalan dengan terus meningkatnya laju pertumbuhan pendudukan dan pengehentian penerimaan CPNS.

Mulailah Usaha Berdasar Hobi

Andre Rosiade, Fahira Idris dan Harry Warganegara Motivasi Mahasiswa Unand
YOUNG ENTREPRENEUR: Andre Rosiade, Fahira Idris dan Harry Warganegara usai memot
Menjadi pengusaha yang paling penting, impian, mimpi dan kerja keras. Jika kedua unsur itu sudah dipenuhi maka persoalan modal tinggal perkara belakangan. Untuk menjadi pengusaha, terutama bagi kalangan muda sebaiknya memulai usaha memanfaatkan jaringan di sekitar komunitasnya.

“Bisa macam-macam bisnis yang bisa dimulai, bisa jualan pulsa, atau usaha lainnya,” kata Andre Rosiade, pengusaha muda Sumbar sekaligus Ketua Gerakan Nasional Ayo Jadi Pengusaha yang digagas HIPMI dalam seminar wirausaha di gedung PKM Unand, kemarin (7/2).

Dia menyebut sebaiknya mulailah usaha berdasar hobi. Jika hobi terhadap kendaraan bermotor, bisa memanfaatkan koneksi untuk menjual aksesoris motor. Begitu juga untuk usaha lain, kalau sudah besar baru kembangkan lebih luas.

Andre menceritakan pengalamannya memulai usaha dengan bekerja kepada orang lain. Setelah merasa mapan dan mendapatkan koneksi yang luas baru berani merintis usaha sendiri. Meski orangtuanya PNS, dia tidak ada pikiran sama sekali mengikuti jejak orangtua. Tapi dia bertekad bagaimana menjadi pengusaha. Hidup mandiri berwirausaha hingga sekarnag memiliki sejumlah perusahaan yang banyak menyerap tenaga kerja.

Sumbar Harus Fokus Ekspor Kuliner

Sekjen Hipmi di Padang Ekspres
Kunjungi Padek: Sekjen BPP Hipmi, Harry Warganegara (tiga dari kanan depan) bese
Padang, Padek—Siapa bilang Sumatera Barat miskin sumber daya ekonomi. Hanya butuh kreativitas dan kerja keras, ekonomi Ranah Minang bisa melompat lebih jauh. Penyelenggara pemerintah daerah di Sumbar dituntut mengelola daerah layaknya perusahaan, sehingga regulasi dan program yang dilahirkan pro-dunia usaha.

Hambatan dunia usaha yang tidak kunjung terselesaikan itu buruknya infrastuktur ekonomi, birokrasi kompleks, masalah lahan dan kepastian hukum. Belum tampak kesungguhan pemangku kepentingan di daerah menyelesaikan persoalan klasik dan menahun itu hingga kini.   

Sekretaris Jenderal BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Harry Warganegara Harry mengatakan, Sumbar tidak perlu menjadi kawasan industri besar. Tetapi, aset pariwisata yang besar saja dikelola dikembangkan, mulai dari aset kebudayaan, adat istiadat hingga kulinernya sudah sangat besar dampaknya bagi perekonomian daerah dan masyarakat. Itu sangat potensial dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan orientasi ekspor.

Jembatani Anak Muda jadi Pengusaha

APRESIASI: Pengurus AIESEC Unand menyerahkan sertifikat apresiasi kepada Andre R
Padang, Padek—Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumbar mendukung penuh minat dari para anak muda daerah ini yang berniat menjadi pengusaha. Bahkan, Hipmi siap menjembatani proposal bisnis yang ditawarkan para calon usahawan muda.

“Kita akan mencoba berbagai program yang menarik, seperti menerima proposal dari mereka. Kalau berbobot akan kita bantu,” ujar Andre Rosiade, Ketua Ayo Jadi Pengusaha Wilayah Sumbar, BPD Hipmi Sumbar, di sela-sela menghadiri sosialisasi gerakan Ayo Jadi Pengusaha kerja sama BPD Hipmi dengan Kanwil DJP Sumbar dan AIESEC Unand, di Gubernuran Padang, kemarin (5/2).

Untuk itu, dari 600 peserta seminar bertajuk “Sosial Enterpreneurship 2012” yang dihadiri Gubernur Sumbar Irwan Prayitno itu, diharapkan Andre sebanyak 100 orang berhasil menjadi pengusaha. (esg)

Andre Rosiade Tularkan Virus jadi Pengusaha

TALKSHOW: Andre Rosiade saat talkshow entrepreneurship di radio Arbes, kemarin.
Padang, Padek—Masyarakat Sumbar umumnya dan Kota Padang pada khususnya, memiliki potensi besar melahirkan pengusaha-pengusaha hebat. Ini mengingat besarnya potensi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Saat ini, di Sumbar diperkirakan terdapat 40.000 UMKM

“Secara identitas masyarakat Kota Padang pun dikenal di nusantara sebagai etnik yang suka bergerak di sektor bisnis bidang perdagangan dan jasa,” ungkap Andre Rosiade, Ketua Gerakan Ayo Jadi Pengusaha Wilayah Sumbar, BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumbar, saat talkshow di Radio Arbes FM, kemarin malam.

Pengusaha muda berusia 33 tahun itu menyebutkan,  sesungguhnya suatu pekerjaan mudah membangun jiwa kewirausahaan, jika seseorang punya talenta sebagai pengusaha. “Kunci suksesnya, menjaga kepercayaan dan amanah, bersikap jujur. Sederhana kan?,” kata Andre didampingi rekannya, Richard Erlangga, menularkan ’virus’ entrepreneurship-nya malam itu.

Dalam talkshow dipandu Oky D’Callisto itu, Andre yang kini menakhodai sejumlah perusahaan multiusaha di Jakarta dan Padang itu, mendapat respons banyak pendengar. Apalagi ketika dia mengungkapkan kalau dirinya merintis usaha bermodalkan semangat.

Modalnya Keinginan Maju, Mimpi Besar, dan Kerja Keras

Keluarga Bahagia: Andre Rosiade bersama istri dan kedua anak tercinta.
Dari segi usia, dia masih tergolong muda. Baru 34 tahun. Begitu juga pengalamannya dalam dunia bisnis, dalam hitungan jari, barulah sembilan tahun.
Namun dalam usia muda dan waktu relatif singkat tersebut, Andre Rosiade telah memimpin empat perusahaan swasta yang bergerak di bidang kontraktor peralatan pabrik dan suplier oli dan tenaga security di pabrik-pabrik besar seperti PT Semen Padang di Ranah Minang dan sejumlah pabrik di Tangerang. Alumni SMA 2 Padang ini juga menjadi komisaris di dua perusahaan swasta lainnya.

Menurut Andre, modal utamanya bukanlah uang. Tapi, keinginan untuk maju, mimpi yang besar, dan semangat bekerja keras. Prinsip demikian, tidak sekadar buah bibir baginya.

Keinginannya untuk maju mendapatkan hidup lebih baik, tak lepas dari kehidupan orang tuanya yang hanya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Padang. Hidup pahit dari gaji seorang PNS sangat dirasakan putra pasangan Yanziwar Ade dan Rosita Yurnetty ini ketika melanjutkan pendidikan ke sebuah universitas swasta terkemuka nasional yang dikenal elite dan mahal, yakni Universitas Trisakti Jakarta.

“Sangat terasa sekali keterbatasan biaya dari ayah saya waktu menyelesaikan perkuliahan di sana. Untuk bisa selesai, saya juga meminta bantuan dari om dan tante. Pahit rasanya. Ini tidak boleh lagi terjadi pada masa depan saya, khususnya pada anak-anak dan cucu saya nantinya,” ungkap pria kelahiran Padang, 7 November 1978 ini.

Berdayakan Potensi Daerah jadi Mesin Penggerak Ekonomi

Andre Rosiade, Ketua Ayo Jadi Pengusaha Sumbar, BPD Hipmi Sumbar

Andre Rosiade
Pada masa silam, dibanding dengan daerah tetangga, Provinsi Sumbar memiliki perkembangan pesat dari berbagai sisi kehidupan, tak terkecuali dalam bidang perekonomian.
Namun, pascatahun 1990-an hingga kini, provinsi tetangga seperti Riau dan Jambi mulai meninggalkan Sumbar. Begitupula dengan Kota Padang sebagai ibukota provinsi Sumbar yang ekonominya terpukul pascagempa 30 September 2009.

Seperti pandangan Andre Rosiade, Ketua Ayo Jadi Pengusaha Sumbar, BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumbar terhadap persoalan itu?
Dan bagaimana pula pengembangan potensi Sumbar yang besar sehingga bisa berdampak signifikan terhadap peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat? Berikut petikan wawancara wartawan Padang Ekspres, Ganda Cipta dengan pengusaha muda sukses yang baru sembilan tahun menggeluti dunia bisnis ini, Jumat (27/1).

Sumbar dinilai tertinggal dibanding Riau dan Jambi, termasuk bidang ekonomi. Pandangan Anda?
Dari berbagai data dan fakta, memang begitu. Tidak bisa kita tutup-tutupi. Padahal, terus terang saja saya katakan, daerah kita ini memiliki potensi besar untuk maju dan berkembang.

Meski tidak memiliki sumber daya alam (SDA) melimpah,  Sumbar memiliki  kekayaan alam dan budaya untuk pengembangan sektor pariwisata, pertanian, perkebunan, dan pertambangan.