Senin, 11 Juni 2012

Dapat Dukungan, Andre Maju jadi Cawako Padang

Andre Rosiade (kanan) ketika berdiskusi dengan jajaran redaksi Padang Ekspres, d
Ketua Gerakan Ayo jadi Pe­ngusaha BPD Himpunan Pengusaha Mu­da Indonesia (Hipmi) Sumbar Andre Ro­siade memastikan diri maju sebagai ca­lon wali kota (cawako) pada Pilkada Pa­dang 2013. Hal itu diungkapkannya se­cara blak-blakan ketika silaturahmi dan ber­diskusi di redaksi Padang Ekspres, Rabu (16/5) lalu.

Andre mengungkapkan, dirinya ingin ber­partisipasi aktif menjadi salah satu kan­didat kepala daerah di Pilkada Padang 2013 karena banyaknya desakan dan du­kungan yang diberikan elemen tokoh mas­yarakat, alim ulama dan cadiak pandai dan anak muda Kota Padang.
Maka dari itu, putra kelahiran Padang 7 November 1978 tersebut, sudah me­nyiap­kan terobosan dan kebijakan baru yang akan dijalankan jika masyarakat mem­berikan amanah jadi wali kota 2013-2018. ”Dengan mengucapkan bis­mi­llah, saya akan berpar­tisipasi maju pada Pilkada 2013 nanti.
Untuk mengejar keter­ting­ga­lan dari kota-kota lain, Padang bu­tuh terobosan dan kebijakan ba­ru,” ungkap Andre dalam dis­kusi yang dihadiri Wakil Pe­mim­pin Umum Sukri Umar, Pem­­red Mon­­tosori, Wakil Pem­red Heri Su­­giarto, dan Koordinator Lipu­tan Sanny Ardy, serta awak redaksi lain­nya.

Andre memahami dirinya ma­sih muda untuk bersaing de­ngan kandidat lain maju seba­g­ai cawako. “Tapi kami pun sadar bah­wa saat ini sudah saatnya anak muda yang memimpin Kota Padang menuju ke arah le­bih baik. Kami yakin mampu un­tuk melakukan itu, dengan du­ku­ngan luas masyarakat,” ka­ta pria yang pernah jadi Presi­den Ma­hasiswa Universitas Trisakti, itu.

Menurutnya, jika bukan anak muda yang melakukan perubahan dan perbaikan terha­dap kebijakan-kebijakan yang selama ini dinilai tidak berpihak pada masyarakat, maka generasi muda itu pula nanti yang akan terkena dampaknya.

Keberaniannya untuk maju jadi cawako ternyata juga sudah di­sertai persiapan yang matang. Bah­kan, dirinya saat ini sudah me­miliki enam program kerja mem­bangun Kota Padang 2013-2018.

Dalam 100 hari pertama, kata Andre, dia berjanji mem­be­nahi Pasar Raya Padang bersa­ma ele­men masyarakat dan pe­da­gang. Mulai dari mengatasi ke­macetan hingga membuat tem­pat ber­jualan yang nyaman bagi aktivitas perdagangan di Pa­sar Raya. Apa­lagi, Pasar Raya me­rupakan epi­sen­trum aktivitas per­eko­nomian di “Kota Bing­kuang” ini.

“Kita bangun kembali Pasar Raya sesuai keinginan peda­gang. Pedagang diajak berdialog ba­gaimana membangun pasar yang memberikan rasa aman dan nyaman, bagi para peda­gang dan pembeli yang berbe­lan­ja di Pasar Raya. Pemko da­lam hal ini cukup se­bagai fa­silita­tor dan dina­misa­tor,” kata putra se­orang PNS yang sukses jadi pe­ngusaha dengan me­mulai usaha dari nol.

Tempat parkir akan diba­ngun dan ditata Pemko sehingga ti­dak menuai kemacetan. Pe­da­gang kaki lima (PKL) dibe­ri­kan tempat yang layak untuk ber­da­gang, sehingga ’naik kelas’ dan me­miliki kios. Terminal ang­kutan kota yang sudah hilang ka­re­na dijadikan pusat perbe­lan­jaan, perlu disiapkan pem­ba­ngu­nannya kembali. Begitu pula ter­minal angkutan antar kota da­lam provinsi dan antar­provinsi (AKDP/AKAP).

Program 100 hari berikut­nya, memberantas maksiat dan penyakit masyarakat. Tempat-tem­pat yang selama ini dijadikan lo­kasi pasangan bukan mukhrim untuk bermuat mesum, akan ditertibkan. Tenda-tenda ceper di kawasan Pantai Padang dan kafe-kafe gelap, ditata dengan baik sehingga tidak dijadikan untuk berbuat maksiat. Tempat-tempat itu dijadikan tempat yang nyaman untuk siapa saja yang berkunjung ke kota ini.

“Saya bertekad, tidak ada lagi tempat bagi aktivitas prostitusi, dan mobil bergoyang di Padang ini. Semuanya kita berantas habis,” tekad alumni SD dan SMP Yos Sudarso Padang ini.

Untuk meningkatkan parti­si­pasi masyarakat berseko­lah, pria berkacamata itu juga telah me­­nyiapkan program pendi­di­kan gratis. Semua anak yang su­dah masuk usia sekolah, wajib di­gratiskan biaya pendi­dikannya.

“Sebab, dalam berbagai ke­sem­patan saya sering mene­rima masukan dari para orangtua sis­wa yang mengeluhkan berba­gai pungutan di sekolah. Alasannya macam-macam, ada yang untuk uang komite lah, untuk LKS dan sebagainya. Ke depan, saya ingin semua itu digratiskan,” tandas alumni SMAN 2 Padang itu.

Biaya berobat di rumah sakit yang banyak dikeluhkan masya­ra­­kat kurang mampu, juga tidak lu­­put dari perhatian Andre. Dia juga punya keinginan semua war­ga kota bisa mendapatkan ja­mi­nan berobat gratis kelas tiga di ru­mah sakit. “Di daerah lain ke­bija­kan seperti ini bisa dite­rap­kan, m­a­kanya saya yakin di kota ini kita ju­ga bisa mene­rapkannya,” kata­nya.

Program kelima, Andre me­ni­tik­beratkan pada pening­katan ke­sejahteraan, pemba­ngu­nan in­frastruktur dan rasa aman mas­­yarakat. Untuk itu, dia akan me­­ngajak pengusaha-pe­ngusa­ha Minang untuk berinves­tasi di Pa­dang. Dengan masuknya in­ves­tor, maka akan tumbuh in­dus­tri-industri baru yang tentu saja bisa menyerap tenaga kerja.

“Kita akan buat perda khu­sus bagi pengusaha yang ingin in­vestasi, misalnya di dalam per­da itu diatur adanya tax holiday atau pembebasan pajak bagi inves­tor yang baru masuk ke Pa­dang,” tuturnya.

Di samping itu, objek-objek wi­sata vital di Kota Padang akan di­­benahi. Tidak hanya kawasan Pan­­tai Padang, Taman Siti Nur­baya, Pantai Aimanih saja, tapi juga kawasan Pondok. Kam­pung pe­­cinan itu, kata Andre, akan di­ta­ta dengan mem­perta­han­kan struk­­­tur bangunan dan ke­buda­yaan asli Tionghoa, se­hing­ga men­jadi tem­pat wisata hiburan, kuli­ner dan belanja seperti China Town.

Tidak hanya sampai di situ. Masyarakat di pinggiran kota yang masih banyak menge­luhkan ketersediaan air bersih juga jadi perhatian pengusaha mu­da ini. “Kalau Pemko tidak punya uang di APBD untuk itu, kita akan gandeng investor atau minta dana ke pemerintah pu­sat. Apalagi ini kebutuhan vital masyarakat yang harus dipenuhi pe­merintah. Sama halnya de­ngan jalan-jalan masyarakat di pinggiran kota yang banyak ru­sak, kita jadikan catatan pen­ting untuk diperbaiki,” kata dia.

Program kerja prioritas ke­enam, kata Andre, adalah me­ning­katkan kinerja dan kesejah­teraan PNS. Selama ini ia menilai banyak kebijakan yang tidak berpihak, baik dalam rekrutmen CPNS yang masih ada per­mai­nan maupun dalam mu­tasi peja­bat. “PNS merupakan garda ter­depan pela­yanan kepada mas­yarakat yang perlu jadi perha­tian. Maka, saya akan pro­gram­kan pemberian tun­jangan dae­rah, dan tunja­ngan hari raya bagi PNS,” janjinya.

Semua pejabat dalam setiap jenjang eselon juga diberikan ke­sempatan yang sama menem­pati jabatan, mulai dari asisten, ke­pala dinas, badan, kantor, ke­pala bagian, camat hingga lurah. “Kita akan buka secara trans­paran rekrutmen pejabat itu, se­hingga PNS mendapatkan ke­adilan, dan kepastian dalam me­niti jenjang karirnya. Setelah itu di­evaluasi jabatannya tiap tahun ang­garan agar kinerjanya teru­kur. Jadi, tidak ada lagi istilah di kalangan PNS siapa dekat dan menjilat, dia dapat jabatan,” papar Andre.

Dengan berbagai program yang diusungnya itu, Andre ya­kin kemajuan Kota Padang tidak lagi jadi impian, tapi bakal jadi kenyataan. Ia pun berjanji akan lebih gencar mendorong mas­yarakat, termasuk maha­siswa dan pelajar untuk menjadi wira­usa­­ha baru. Pasalnya, dari sana akan muncul usaha-usaha baru yang bisa menyerap tenaga ker­ja da­lam jumlah banyak, me­ngu­rangi pengangguran dan me­ning­katkan pereko­no­mian serta kesejahteraan mas­­yarakat. (mg10)

Padang Ekspres • Senin, 21/05/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar