Ketua
Gerakan Ayo jadi Pengusaha BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
(Hipmi) Sumbar Andre Rosiade memastikan diri maju sebagai calon wali
kota (cawako) pada Pilkada Padang 2013. Hal itu diungkapkannya secara
blak-blakan ketika silaturahmi dan berdiskusi di redaksi Padang Ekspres, Rabu (16/5) lalu.
Andre mengungkapkan, dirinya ingin
berpartisipasi aktif menjadi salah satu kandidat kepala daerah di
Pilkada Padang 2013 karena banyaknya desakan dan dukungan yang
diberikan elemen tokoh masyarakat, alim ulama dan cadiak pandai dan
anak muda Kota Padang.
Maka dari itu, putra kelahiran Padang 7
November 1978 tersebut, sudah menyiapkan terobosan dan kebijakan baru
yang akan dijalankan jika masyarakat memberikan amanah jadi wali kota
2013-2018. ”Dengan mengucapkan bismillah, saya akan berpartisipasi maju pada Pilkada 2013 nanti.
Untuk mengejar ketertinggalan dari
kota-kota lain, Padang butuh terobosan dan kebijakan baru,” ungkap
Andre dalam diskusi yang dihadiri Wakil Pemimpin Umum Sukri Umar,
Pemred Montosori, Wakil Pemred Heri Sugiarto, dan Koordinator
Liputan Sanny Ardy, serta awak redaksi lainnya.
Andre memahami dirinya masih muda untuk
bersaing dengan kandidat lain maju sebagai cawako. “Tapi kami pun
sadar bahwa saat ini sudah saatnya anak muda yang memimpin Kota Padang
menuju ke arah lebih baik. Kami yakin mampu untuk melakukan itu,
dengan dukungan luas masyarakat,” kata pria yang pernah jadi
Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti, itu.
Menurutnya, jika bukan anak muda yang
melakukan perubahan dan perbaikan terhadap kebijakan-kebijakan yang
selama ini dinilai tidak berpihak pada masyarakat, maka generasi muda
itu pula nanti yang akan terkena dampaknya.
Keberaniannya untuk maju jadi cawako
ternyata juga sudah disertai persiapan yang matang. Bahkan, dirinya
saat ini sudah memiliki enam program kerja membangun Kota Padang
2013-2018.
Dalam 100 hari pertama, kata Andre, dia
berjanji membenahi Pasar Raya Padang bersama elemen masyarakat dan
pedagang. Mulai dari mengatasi kemacetan hingga membuat tempat
berjualan yang nyaman bagi aktivitas perdagangan di Pasar Raya.
Apalagi, Pasar Raya merupakan episentrum aktivitas perekonomian di
“Kota Bingkuang” ini.
“Kita bangun kembali Pasar Raya sesuai
keinginan pedagang. Pedagang diajak berdialog bagaimana membangun
pasar yang memberikan rasa aman dan nyaman, bagi para pedagang dan
pembeli yang berbelanja di Pasar Raya. Pemko dalam hal ini cukup
sebagai fasilitator dan dinamisator,” kata putra seorang PNS yang
sukses jadi pengusaha dengan memulai usaha dari nol.
Tempat parkir akan dibangun dan ditata
Pemko sehingga tidak menuai kemacetan. Pedagang kaki lima (PKL)
diberikan tempat yang layak untuk berdagang, sehingga ’naik kelas’
dan memiliki kios. Terminal angkutan kota yang sudah hilang karena
dijadikan pusat perbelanjaan, perlu disiapkan pembangunannya
kembali. Begitu pula terminal angkutan antar kota dalam provinsi dan
antarprovinsi (AKDP/AKAP).
Program 100 hari berikutnya,
memberantas maksiat dan penyakit masyarakat. Tempat-tempat yang selama
ini dijadikan lokasi pasangan bukan mukhrim untuk bermuat mesum, akan
ditertibkan. Tenda-tenda ceper di kawasan Pantai Padang dan kafe-kafe
gelap, ditata dengan baik sehingga tidak dijadikan untuk berbuat
maksiat. Tempat-tempat itu dijadikan tempat yang nyaman untuk siapa saja
yang berkunjung ke kota ini.
“Saya bertekad, tidak ada lagi tempat
bagi aktivitas prostitusi, dan mobil bergoyang di Padang ini. Semuanya
kita berantas habis,” tekad alumni SD dan SMP Yos Sudarso Padang ini.
Untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat bersekolah, pria berkacamata itu juga telah menyiapkan
program pendidikan gratis. Semua anak yang sudah masuk usia sekolah,
wajib digratiskan biaya pendidikannya.
“Sebab, dalam berbagai kesempatan saya
sering menerima masukan dari para orangtua siswa yang mengeluhkan
berbagai pungutan di sekolah. Alasannya macam-macam, ada yang untuk
uang komite lah, untuk LKS dan sebagainya. Ke depan, saya ingin semua
itu digratiskan,” tandas alumni SMAN 2 Padang itu.
Biaya berobat di rumah sakit yang banyak
dikeluhkan masyarakat kurang mampu, juga tidak luput dari
perhatian Andre. Dia juga punya keinginan semua warga kota bisa
mendapatkan jaminan berobat gratis kelas tiga di rumah sakit. “Di
daerah lain kebijakan seperti ini bisa diterapkan, makanya saya
yakin di kota ini kita juga bisa menerapkannya,” katanya.
Program kelima, Andre menitikberatkan
pada peningkatan kesejahteraan, pembangunan infrastruktur dan rasa
aman masyarakat. Untuk itu, dia akan mengajak pengusaha-pengusaha
Minang untuk berinvestasi di Padang. Dengan masuknya investor, maka
akan tumbuh industri-industri baru yang tentu saja bisa menyerap
tenaga kerja.
“Kita akan buat perda khusus bagi pengusaha yang ingin investasi, misalnya di dalam perda itu diatur adanya tax holiday atau pembebasan pajak bagi investor yang baru masuk ke Padang,” tuturnya.
Di samping itu, objek-objek wisata
vital di Kota Padang akan dibenahi. Tidak hanya kawasan Pantai
Padang, Taman Siti Nurbaya, Pantai Aimanih saja, tapi juga kawasan
Pondok. Kampung pecinan itu, kata Andre, akan ditata dengan
mempertahankan struktur bangunan dan kebudayaan asli Tionghoa,
sehingga menjadi tempat wisata hiburan, kuliner dan belanja seperti
China Town.
Tidak hanya sampai di situ. Masyarakat
di pinggiran kota yang masih banyak mengeluhkan ketersediaan air bersih
juga jadi perhatian pengusaha muda ini. “Kalau Pemko tidak punya uang
di APBD untuk itu, kita akan gandeng investor atau minta dana ke
pemerintah pusat. Apalagi ini kebutuhan vital masyarakat yang harus
dipenuhi pemerintah. Sama halnya dengan jalan-jalan masyarakat di
pinggiran kota yang banyak rusak, kita jadikan catatan penting untuk
diperbaiki,” kata dia.
Program kerja prioritas keenam, kata
Andre, adalah meningkatkan kinerja dan kesejahteraan PNS. Selama ini
ia menilai banyak kebijakan yang tidak berpihak, baik dalam rekrutmen
CPNS yang masih ada permainan maupun dalam mutasi pejabat. “PNS
merupakan garda terdepan pelayanan kepada masyarakat yang perlu jadi
perhatian. Maka, saya akan programkan pemberian tunjangan daerah,
dan tunjangan hari raya bagi PNS,” janjinya.
Semua pejabat dalam setiap jenjang
eselon juga diberikan kesempatan yang sama menempati jabatan, mulai
dari asisten, kepala dinas, badan, kantor, kepala bagian, camat hingga
lurah. “Kita akan buka secara transparan rekrutmen pejabat itu,
sehingga PNS mendapatkan keadilan, dan kepastian dalam meniti jenjang
karirnya. Setelah itu dievaluasi jabatannya tiap tahun anggaran agar
kinerjanya terukur. Jadi, tidak ada lagi istilah di kalangan PNS siapa
dekat dan menjilat, dia dapat jabatan,” papar Andre.
Dengan berbagai program yang diusungnya
itu, Andre yakin kemajuan Kota Padang tidak lagi jadi impian, tapi
bakal jadi kenyataan. Ia pun berjanji akan lebih gencar mendorong
masyarakat, termasuk mahasiswa dan pelajar untuk menjadi wirausaha
baru. Pasalnya, dari sana akan muncul usaha-usaha baru yang bisa
menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak, mengurangi pengangguran
dan meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat. (mg10)
Padang Ekspres • Senin, 21/05/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar